(0362) 23022
bpbd@bulelengkab.go.id
Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Potensi Megathrust di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali: Analisis Berdasarkan Peta Katalog Gempa & Tsunami BMKG

Admin bpbd | 03 September 2024 | 333 kali

Pemaparan Ilmiah

 

Peta "Katalog Gempa & Tsunami BMKG" yang disusun oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono, S.Si, M.Si memberikan gambaran visual mengenai sejarah gempa bumi besar di wilayah Indonesia, termasuk potensi terjadinya gempa megathrust. Kabupaten Buleleng, yang terletak di bagian utara Pulau Bali, berada dalam zona potensial terdampak gempa megathrust yang bersumber dari zona subduksi di selatan Bali.

 

Potensi Megathrust di Buleleng

 

Meskipun tidak ada titik gempa besar yang tercatat langsung di Buleleng pada peta, namun lokasinya yang relatif dekat dengan zona subduksi selatan Bali menjadikannya rentan terhadap dampak gempa megathrust. Gempa megathrust terjadi akibat pelepasan energi yang terakumulasi di zona subduksi, di mana lempeng tektonik Indo-Australia menyusup ke bawah lempeng Eurasia. Gempa-gempa besar dengan magnitudo di atas 8, seperti yang tercatat di sepanjang pantai selatan Jawa dan Sumatera, menunjukkan potensi terjadinya gempa serupa di zona subduksi selatan Bali.

 

Dampak Potensial

 

Gempa megathrust di selatan Bali dapat menimbulkan dampak signifikan di Buleleng, antara lain:

  • Guncangan Kuat: Gelombang seismik dari gempa megathrust dapat menyebabkan guncangan kuat di Buleleng, berpotensi merusak bangunan dan infrastruktur.
  • Tsunami: Gempa megathrust di laut dapat memicu tsunami yang dapat mencapai pesisir Buleleng dalam waktu singkat, menimbulkan ancaman besar bagi penduduk dan aktivitas di wilayah pesisir.
  • Likuifaksi: Tanah di daerah tertentu di Buleleng yang memiliki lapisan tanah lunak dan jenuh air dapat mengalami likuifaksi akibat guncangan gempa, menyebabkan penurunan tanah dan kerusakan pada bangunan.
  • Longsor: Daerah perbukitan di Buleleng rentan terhadap longsor akibat guncangan gempa, terutama jika terjadi hujan deras sebelumnya.

 

Mitigasi dan Kesiapsiagaan

 

Mengingat potensi ancaman gempa megathrust, langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan perlu dilakukan di Kabupaten Buleleng, antara lain:

  • Penelitian dan Pemetaan: Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami karakteristik zona subduksi selatan Bali dan potensi gempa megathrust di wilayah tersebut, termasuk melakukan pemetaan detail daerah rawan bencana di Buleleng.
  • Perencanaan Tata Ruang: Pembangunan infrastruktur dan permukiman di Buleleng perlu memperhatikan potensi bencana gempa bumi dan tsunami, termasuk menghindari pembangunan di daerah rawan bencana.
  • Penguatan Bangunan: Bangunan-bangunan di Buleleng perlu didesain dan dibangun dengan standar tahan gempa yang memadai untuk mengurangi risiko kerusakan akibat guncangan gempa.
  • Sistem Peringatan Dini: Pengembangan dan penguatan sistem peringatan dini tsunami sangat penting untuk memberikan informasi cepat kepada masyarakat di wilayah pesisir Buleleng jika terjadi gempa megathrust.
  • Edukasi dan Pelatihan: Masyarakat Buleleng perlu diberikan edukasi dan pelatihan tentang kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi dan tsunami, termasuk cara evakuasi yang aman dan tindakan yang harus dilakukan saat terjadi bencana.

 

Kesimpulan

 

Meskipun Buleleng tidak terletak langsung di zona subduksi, namun potensi dampak gempa megathrust dari selatan Bali tetap perlu diwaspadai. Upaya mitigasi dan kesiapsiagaan yang komprehensif perlu dilakukan untuk mengurangi risiko bencana dan melindungi masyarakat Buleleng dari ancaman gempa bumi dan tsunami.

  

 

Catatan:

 

  • Peta yang disajikan memberikan gambaran umum mengenai sejarah gempa bumi besar di Indonesia. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara spesifik potensi megathrust di Buleleng.
  • Informasi mengenai mitigasi dan kesiapsiagaan bencana harus terus diperbarui dan disesuaikan dengan perkembangan penelitian dan teknologi terbaru.