(0362) 23022
bpbd@bulelengkab.go.id
Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Upaya Membangun Desa Tangguh Bencana (Destana) dengan Mengutamakan Swadaya Murni Masyarakat dan Mengurangi Ketergantungan Terhadap Alokasi Dana Desa (ADD).

Admin bpbd | 01 Agustus 2023 | 198 kali

Oleh :

I Gede Mahendra, ST., MM (Analis Kebencanaan Ahli Muda)

Penanggulangan Risiko Bencana merupakan hal penting dalam upaya menjaga keberlanjutan dan ketahanan masyarakat di berbagai wilayah, termasuk di desa-desa. Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah sebuah konsep dan pendekatan yang berpedoman pada Perka BNPB Nomor 1 tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana dan SNI 8357:2017 tentang Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana, yang bertujuan selain untuk mengurangi Risiko Bencana, juga untuk membangun Ketangguhan atau Resiliensi Masyarakat pada tingkat desa. Dalam membangun dan mengembangkan Destana, upaya memanfaatkan Swadaya Murni Masyarakat serta mengurangi ketergantungan terhadap Alokasi Dana Desa (ADD) menjadi hal yang penting untuk dikaji dan diupayakan. Artikel ini akan membahas bagaimana konsep tersebut, yang diimplementasikan dalam upaya membangun dan mengembangkan Destana.

Pengenalan tentang Desa Tangguh Bencana

Destana merupakan suatu pendekatan Komprehensif yang bertujuan untuk menciptakan Ketangguhan atau Resiliensi Masyarakat dalam menghadapi Ancaman Bencana dalam berbagai bentuk. Pendekatan ini menggabungkan berbagai aspek, termasuk penguatan Kapasitas Masyarakat, Pengelolaan Lingkungan, Sistem Peringatan Dini Bencana, Evakuasi Korban Bencana, hingga Pemulihan Pascabencana. Destana memiliki salah satu tujuan besar untuk Pelibatan dan Pemberdayaan atau Empowerment dari seluruh komponen Masyarakat desa/kelurahan dalam proses Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pemantauan, sehingga dapat berlanjut hingga waktu yang lama.

Penguatan Swadaya Murni Masyarakat

Swadaya Murni Masyarakat, jika dapat dioptimalkan, akan dapat menjadi Kunci Utama atau Critical Success Factor dalam membangun dan mengembangkan Destana. Swadaya Murni Masyarakat ini mengacu pada kemampuan Masyarakat untuk berperan aktif dan bergotong-royong dalam membangun Ketahanan, serta Ketangguhan atau Resiliensi terhadap bencana. Salah satu langkah dalam penguatan Swadaya Murni Masyarakat ini adalah dengan meningkatkan Kesadaran dan Pemahaman Masyarakat terhadap Ancaman Bencana serta cara menanggulanginya. Melalui sosialisasi dan pelatihan, masyarakat diantaranya akan dapat lebih memahami langkah-langkah Mitigasi Bencana yang dapat mereka ambil untuk mengurangi Risiko Bencana.

Selain itu, penting untuk mendorong Partisipasi Aktif Masyarakat dalam proses Perencanaan dan Pengambilan Keputusan terkait Penanggulangan Bencana. Pemerintah Desa dapat memberdayakan Masyarakat untuk membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) serta Rencana Penanggulangan Bencana di tingkat desa, yang didukung oleh Tim Siaga Bencana tingkat desa yang terdiri dari para Relawan yang siap dikerahkan saat bencana terjadi. Selain itu, Masyarakat juga dapat memanfaatkan Kearifan Lokal yang terdapat di desa yang terkait dengan Peringatan Dini Bencana, Tata Cara Evakuasi, serta Jalur dan Tempat Evakuasi yang aman.

Diversifikasi Sumber Pendanaan

Mengurangi Ketergantungan pada Alokasi Dana Desa (ADD) adalah langkah yang sangat penting dalam membangun dan mengembangkan Destana. Meskipun disadari bahwa ADD merupakan Sumber Pendanaan penting atau bahkan yang utama untuk Program-program terkait Penanggulangan Bencana, namun jika hanya mengandalkan ADD yang terbatas semata dapat menghambat proses Pembentukan dan Pegembangan Destana. Sangat perlu untuk mencari dan mengupayakan Sumber-sumber Pendanaan Alternatif, seperti bekerjasama dengan Dunia Usaha, Donasi Masyarakat, serta Program Bantuan yang tidak mengikat dari Organisasi-organisasi Sosial yang bersifat Nirlaba, serta Sumber-sumber Pendanaan lainnya. Pemerintah desa dapat memfasilitasi keterlibatan Masyarakat dalam mencari dan menggali Sumber-sumber Pendanaan ini dengan memberikan diantaranya Informasi, Pelatihan, atau Bantuan eknis.

Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi

Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi di berbagai bidang juga dapat menjadi solusi untuk membangun Destana secara Swadaya dan Mandiri. Penggunaan Teknologi Informasi, seperti Aplikasi Peringatan Dini dan Sistem Informasi Kebencanaan seperti aplikasi InaRisk Personal, dapat membantu masyarakat mendapatkan informasi tentang Ancaman Bencana dan langkah-langkah antisipasinya dengan lebih cepat dan akurat. Selain itu, Inovasi juga diperlukan dalam mengembangkan Infrastruktur dan Sistem yang tangguh terhadap bencana, seperti Rumah dan Fasilitas Umum Tahan Gempa, Sistem Distribusi Air Bersih yang dapat bertahan saat terjadi bencana, dan lain sebagainya. Inovasi ini dapat membantu mengurangi dampak bencana dan meningkatkan Resiliensi Masyarakat.

Sinergi dan Kolaborasi dengan Kalangan Penathelix

Penting untuk menciptakan Sinergi dan Kolaborasi antara Pemerintah Desa, Kalangan Pentahelix, dan Masyarakat dalam membangun dan mengembangkan Destana. Kerjasama yang baik dapat memperkuat dan meningkatkan Kapasitas Penanggulangan Bencana yang ada, sehingga upaya membangun dan mengembangkan Destana dapat berjalan dengan lebih efektif dan berkelanjutan. Pemerintah Desa dapat berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana di tingkat Kabupaten/Kota untuk mendapatkan diantaranya Dukungan Teknis dan bantuan dalam Perencanaan dan Implementasi program tangguh bencana. Selain itu, partisipasi Aktif dari Kalangan Akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat, Kalangan Media, dan Kalangan Dunia Usaha juga dapat berperan penting dalam memastikan kesuksesan dari upaya membangun dan mengembangkan Desa Tangguh Bencana.

Daftar Pustaka

 Perka BNPB Nomor 1 tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.

SNI 8357 : 2017 tentang Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana

SNI 8357 : 2017 tentang Desa dan Kelurahan Tangguh Bencana