Singaraja – Upaya penanganan bencana pada saat ini, mengalami perubahan paradigma maupun tindakan, yaitu dengan menitik beratkan pada partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana. Jadi masyarakat bukan hanya sekedar menjadi korban/objek dari bencana namun juga sebagai pelaku dari penanggulangan bencana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kabupaten Buleleng menjadikan masyarakat sebagai pihak yang terkena dampak bencana, harus diberdayakan dengan pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, sehingga mampu melakukan upaya-upaya penanganan dampak bencana dan pengurangan resiko. Program ini diterapkan di daerah rawan bencana seperti banjir, longsor, gempa bumi, tsunami, kebakaran, dan cuaca extrim, dimana masyarakatnya mudah bekerjasama (bergotong royong) untuk melaksanakan upaya mitigasi atau pengurangan resiko yang bermanfaat bagi masyarakat yang paling rentan yang secara langsung terancam kondisi kesehatan, kehidupan ekonomi dan lingkungan hidupnya.
Sosialisasi dan Simulasi Penanggulangan Bencana kepada masyrakat yang rentan dan rawan bencana terus dilakukan oleh BPBD Buleleng kepada Instansi Pemerintah, Pihak Hotel/ Pelaku Pariwisata, Sekolah-Sekolah dan Desa di Kabupaten Buleleng yang memiliki potensi rawan terjadinya bencana. seperti halnya yang dilakukan pada hari Selasa (29/01) BPBD Kabupaten Buleleng menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Simulasi Penanggulangan Bencana di Hotel Nusa Bay Menjangan, Labuan Lalang dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang yang diikuti oleh karyawan dan karyawati hotel. BPBD Buleleng giat melaksanakan pendampingan serta pemberian pengetahuan kepada para peserta untuk dapat berdaya mengatasi kejadian bencana alam yang datang menimpa dirinya. Dengan Narasumber dari kegiatan dimaksud dari BPBD Buleleng, Basarnas Buleleng, Damkar Buleleng dan PMI Buleleng.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam merespon dan memitigasi dampak / risiko bencana serta meningkatnya taraf kehidupan dan ekonomi masyarakat. Dengan konsep, bahwa risiko bencana selalu ada dan tinggi dengan adanya bahaya dan kerentanan di masyarakat, maka risiko dapat dikurangi dengan peningkatan kapasitas yang ada di masyarakat pula. Maka upaya pengurangan risiko bencana adalah dengan peningkatan kapasitas masyarakat dan mengurangi kerentanan yang ada di masyarakat.