(0362) 23022
bpbd@bulelengkab.go.id
Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Koordinasi dan Kerjasama Lintas Sektor untuk Menekan Angka Kejadian Kekerasan/TPPO terhadap Perempuan dan Anak

Admin bpbd | 01 November 2022 | 47 kali

Selasa, 1 November 2022

Menindaklanjuti surat undangan dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak nomor: 476/1859/DPPKB-PPPA/2022 Analis Bencana Putu Ari Sagita, S.E mengikuti kegiatan Koordinasi dan Kerjasama Lintas Sektor untuk Menekan Angka Kejadian Kekerasan/TPPO terhadap Perempuan dan Anak yang dilaksanakan di Ranggon Sunset Point Bar & Resto, Jalan Pantai Penimbangan, Pemaron, Kec. Buleleng. Adapun hasil dari kegiatan ini yakni sebagai berikut:

1. Rapat dibuka oleh Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, Putu Agustini, SST.Keb, M.A.P. dalam sambutannya beliau menyebutkan masih maraknya kekerasan dan TPPO terhadap perempuan dan anak, serta akan menargetkan terbentuknya Kabupaten/Kota Layak Anak.

2. Pidana Perdagangan Orang termasuk pidana lintas negara. Dapat dijelaskan bahwa perdagangan orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan dalam negara maupun antar negara untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan eksploitasi.

3. Upaya dalam pencegahan dan pelayanan bagi anak yang berhadapan dengan hukum diantaranya Upaya Pre-Emtif yaitu upaya yang diawal dilakukan oleh penegak hukum untuk mencegah terjadinya tindak pidana, Upaya Preventif adalah tindak lanjut dari upaya Pre Emptif yang masih dalam tahap pencegahan, dan Upaya Represif dilakukan pada saat terjadinya tindak pidana atau kejahatan.

4. Penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak yaitu pola asuh yang salah, rendahnya kontrol diri, pengaruh media dan maraknya pornografi, disiplin yang identik dengan kekerasan, dan kurangnya kesadaran melaporkan adanya tindak kekerasa